Laman

Jumat, 07 Mei 2010

Cinta Terlarang


Ku telanjangi wajahku dengan dosa
Saat ku terlena akan sebuah cinta yang semu
Ketika kusadar,…semua itu hanya ujian
Ku kembali padaMu ya Rabb,..


Bolak balik ku cek emailku, sesekali ku lirik handphone selularku. Masih sambil menatap layar komputerku yang memancarkan radiasi sehingga membuat mataku agak berair. Mengapa tak ada satupun balasan darinya gumamku. Apa dia belum membacanya, mengapa pesanku juga belum dibalas. Kemanakah gerangan laki-laki yang merenggut perhatianku kembali dalam beberapa bulan ini.

Kepalaku dipenuhi oleh sejuta tanya. Mengapa tiba-tiba dia menghilang dari hadapanku dengan cara seperti ini??, sejenak aku marah, tiba-tiba rasa posesifku memancar setelah selama ini kupendam karena merasa bersalah pada seorang hati wanita yang telah memperbaiki sikapnya untuk mempertahankan suami yang sangat dicintainya.

Bukan hanya hati seorang wanita yang telah kulukai, tapi aku juga telah menghancurkan kepercayaan suami dan anakku yang selalu mendambakan seorang ibu yang shalehah dari seorang diriku yang selama ini seolah telah mengorbankan kariernya untuk mengabdi pada keluarga kecil yang telah kami bina lima tahun yang lalu.

Tit,..tit,..tit,..you’ve got email, tiba-tiba lamunanku terjaga oleh sebuah pesan yang masuk ke handphoneku. Firasatku mengatakan bahwa pesan ini balasan dari laki-laki yang kutunggu beberapa jam yang lalu.

Dear kekasih hatiku,..

Maafkan aku mengungkapkan kebenaran ini sekarang, karena jujur aku tak sanggup sama sekali kehilanganmu, sampai kuungkapkan kebenaran ini pun aku tetap merasa berat jika harus kehilanganmu.

Aku merasa berdosa telah melakukan semua kesalahan ini. Apapun namanya atas nama cinta sekalipun, komunikasi cinta antara kita selama ini adalah sebuah kesalahan. Dalam tahajjud malamku aku menangis telah menyeretmu dalam kubangan dosa ini.

Aku mohon ikhlaskanlah semua ini berakhir, jika benar Allah membuat Plan B dalam hidup kita semuanya akan terlihat nyata di kemudian hari dengan cara yang halal. Aku tahu hal ini sangat menyiksa kita. Tapi bagaimanapun kita harus bisa mengakhiri semuanya dengan keikhlasan.

Aku doakan hidupmu akan selalu dalam kasih sayang Allah, karena aku menyayangimu. Kau bukan selir di hatiku, tapi kau adalah kekasih hatiku. Aku meminta padaNya agar salah satu bidadari syurga nanti adalah dirimu…amienn

Warm regard
Farhan


Mataku panas menahan genangan air mata yang mengalir perlahan di pipiku. Ku gigit bibir bawahku merasakan perih di sudut hatiku, menahan sesak yang menyusupi sendi-sendi jiwaku. Email dari Farhan yang begitu menusuk-nusuk kesadaranku akan dosa yang telah kami lakukan selama ini. Aku menangis bukan karena kecewa telah kehilangan Farhan, tapi aku menangis mengapa Allah menghadirkan cinta di saat aku dan Farhan masing-masing sedang menjalani cinta bersama pasangan masing-masing dalam ikatan rumah tangga.

--------

“Dunia ini sudah mau kiamat apa ya?” Randi mengumpat persis di depan wajahku. Randi sahabat terbaikku yang bekerja sebagai Hakim muda di pengadilan agama. Beberapa kali dia bercerita panjang lebar padaku tentang pekerjaannya.

“Mau kiamat gimana Ran?? Tanyaku hanya ingin tahu saja.

Sekarang ini perceraian dimana-mana, dan masalahnya kebanyakan karena perselingkuhan. Yang suami godain anak gadis, yang istri godain mantan pacar. Belum lagi selingkuh uang dan lain-lainnya. Dunia benar-benar mau kiamat, iman manusia semakin diujung galah. Randi terus saja berbicara panjang lebar menjelaskan padaku tentang keheranannya.

“Bener kan Fathiya, dunia mau kiamat?” tiba-tiba Randi memberikan pertanyaan itu padaku yang sempat membuatku gelagapan untuk menjawabnya.

“Eh,..iya,..anggukku dalam, tak berani aku berbicara banyak jika permasalahannya adalah perselingkuhan. Aku merasa mukaku sedang ditampar dengan pertanyaan itu. Tengkukku dipaksa melototi lantai, tiba-tiba ingin rasanya kututup rapat-rapat wajahku karena menahan malu akan pertanyaan Randi.

“Jangan suka main api,..ntar bisa jadi debu, jangan suka main hati,..nanti hati bisa beku menerima kebenaran ilahi. Kata Randi sambil berlalu dari hadapanku yang sedari tadi diam membisu memikirkan setiap kata yang diucapkannya.

Aku semakin berada dalam puncak kesalahan, tiap kali aku mengakui bahwa apa yang terjadi antara aku dan Farhan memang sebuah kesalahan besar. Terlalu banyak hati yang kami sakiti hanya untuk meraih cinta berselimut nafsu antara kami.

Bukan logika dan imanku yang membenarkan ini. Malah imanku yang selalu berlawanan dengan nafsuku yang memaksa hal ini terjadi. Terkadang imanku berkata, tinggalkan Farhan kau masih punya hidup yang jauh lebih baik daripada berada diantara jurang dan serangan rubah yang sewaktu-waktu akan membuatmu terjatuh ke jurang atau malah akan menjadi mangsa yang empuk. Dua-duanya akan berakibat buruk padamu.

Lalu hatiku yang lain berkata, apa salahnya dengan rasa ini. Bukankah aku dan Farhan saling mencintai. Cinta kami begitu suci, bahkan terlalu besar untuk dinafikan. Pergolakan bathin yang terus saja terjadi hampir setiap waktu ketika aku benar-benar merasa telah mengkhianati suami dan anakku.

Bukan hanya mengkhianati keluarga kecilku saja. Aku merasa seperti seorang rubah betina yang menerkam mangsanya tanpa terduga-duga. Aku bahkan kenal baik dengan istrinya Farhan, bahkan terlalu sering aku mendengar curhatnya tentang Farhan kepadaku. Seolah-olah aku telah menjadi sahabat terbaiknya, aku mendengarkan dengan seksama, bahkan memberikannya saran semampuku. Sesekali aku merasa sakit dan cemburu, tapi sisi hatiku yang lain mengatakan bertahanlah atas apapun yang kurasakan pada Farhan.

Aku pikir aku dan Farhan telah mengidap kelainan jiwa yang entah apa namanya. Ketika hubungan ini menjadi sebuah dosa, maka disitulah letak kenikmatannya. Bukankah itu sebuah penyakit kejiwaan yang serius. Kelainan jiwa seperti ini bahkan semakin menjalar ke setiap jiwa-jiwa yang lain dalam kehidupan akhir jaman. Buktinya pengadilan agama sibuk dengan kasus perceraian akibat perselingkuhan. Seolah-olah perselingkuhan bukan sebuah aib lagi pada jaman sekarang ini. Na’udzubillahi min dzalikk…

Astaghfirullahaladzimmm,…ku usap wajahku yang sedari tadi mengenang percintaanku dengan Farhan. Kemana sudah kalahnya imanku dibandingkan dengan nafsuku yang semakin merajai logikaku. Apakah manusia akhir jaman semakin tidak malu memamerkan dosanya. Tiba-tiba air mataku jatuh perlahan…

-----

Adakah yang salah dengan pernikahanku???,…jika kamu bertanya ada yang salah, maka akan selalu tampak kesalahan begitulah jawaban Randi yang mengusik alam sadarku ketika suatu kali aku memberi pernyataan bahwa setiap perselingkuhan selalu berawal dari sebab akibat.

Ada sebuah kalimat yang mengatakan hal seperti ini, kau tidak bisa memaksa orang lain untuk melakukan seperti yang kamu mau, tapi kamu bisa memaksa dirimu sendiri untuk melakukan sesuatu yang orang lain inginkan. Dalam pernikahan memang selalu ada perbedaan, jika masing-masing pasangan benar-benar berniat memperbaiki dan melaksanakan inti dari kalimat itu, kemungkinan perselisihan bisa diminimalisir.

Randi memang jagoan dalam hal memberi pencerahan dalam rumah tangga. Terkadang aku iri melihat rumah tangganya yang senantiasa selalu terlihat harmonis, walaupun mungkin perbedaan kerap terjadi dalam kehidupan mereka.

Lalu bagaimana jika kericuhan rumah tangga diakibatkan campur tangan keluarga?? Tanyaku kemudian. Randi tersenyum kemudian menyeruput minuman cappuccino kesukaannya terlihat dia sangat menikmati minumannya.

Itu tergantung dari sikapmu dan suami. Analoginya seperti ini kamu punya kendaraan, suami adalah supir utama, istri dan anak-anak adalah penumpangnya. Arah tujuan dari kendaraanmu ditentukan oleh kebutuhan dan keinginan bersama. selanjutnya supir yang menjadi penunjuk jalan mengarahkan agar kendaraanmu berjalan dengan baik. Lalu tiba-tiba di tengah jalan kendaraanmu mogok. Yang boleh membantu tentu barang-barang seperti dongkrak, pompa angin dan tugas mereka hanya membantu tapi tidak ikut serta dalam menentukan tujuan perjalanan si pemilik kendaraan ini.

Sebenarnya gampang saja ucap Randi tenang, selama kamu tak membiarkan pihak luar mengutak atik isi dari kendaraanmu dan bahkan sampai mengacaukan arah tujuanmu maka tak akan ada satupun yang mampu mengacaukannya. Setiap orang boleh memberikan saran tapi yang berhak mengambil sari kebaikan dari sebuah saran adalah kamu dan keluargamu.

Analogi yang luar biasa dalam pikiran seorang Randi ketika dia mengibaratkan pernikahan adalah sebuah kendaraan. Lagi menurut Randi, mau tidak mau seorang imam keluarga seharusnya dua kali lipat lebih kuat dari orang-orang yang diimaminya, dan seorang istri sebagai pendamping hidup harus memiliki dua kali tingkat kesabaran dalam mengelola kepentingan dalam rumah tangga. Masing-masing tidak menonjolkan diri atau membanggakan apa yang telah dilakukan. Cukuplah kesadaran masing-masing akan kewajiban sebagai suami ataupun istri.

Rentetan kalimat Randi kali ini begitu menggugah jiwaku. Teringat kembali sesosok wajah Farhan yang menemani hari-hariku belakangan ini. Aku bertanya, apa yang kucari dari seorang Farhan memang tak pernah kutemukan dari suamiku. Sehingga membuat aku semakin ingin memiliki Farhan. Ketika Farhan jauh lebih shaleh dalam kapasitasnya sebagai seorang muslim benar-benar telah membuatku jatuh cinta tiada tara padanya.

Namun karena keshalehannya pula dia meninggalkanku, melupakan kenangan cinta kami dulu yang mulai terajut sejenak. Bukankah wanita baik untuk laki-laki yang baik pula dan wanita pezina untuk laki-laki pezina pula??...aku diam, kali ini mematut wajahku di cermin, melihat apa yang telah aku lakukan selama ini

-------------

Ku baca kembali isi email Farhan yang menyayat hatiku itu. Sebuah bisikan syaithan tak akan membiarkan aku menerima keputusan Farhan yang sepihak meninggalkanku. Jika kuturuti bisa saja akan ku bongkar perselingkuhan ini pada istrinya, tapi apa yang kudapatkan setelah itu hanya dosa dan dosa lagi dan akhirnya aku kecewa.

Berat memang menafikan sebuah cinta yang bercokol kuat di hati, apalagi jika yang dicintai adalah seseorang yang selalu mengingatkanmu untuk melakukan kebaikan. Aku pikir Farhan mengakhiri ini karena tak ingin mencampur sesuatu yang bersifat maksiat dengan yang bersifat kebaikan. Bagaimana mungkin kotoran dicampur madu, pada akhirnya tetap akan menjadi najis.

Ya Allah,…Ya Rabb,..ampuni hamba, biarkanlah cinta ini pergi perlahan tanpa hamba memaksanya, biarkanlah sisa-sisa perih ini digantikan oleh ketulusan hamba untuk lebih mencintaiMu, biarkanlah semua pergi agar tak berlanjut menjadi penyesalan seumur hidupku dan Farhan.

Ku balas email Farhan dengan uraian air mata di pipiku.

Dear Farhan,..
Jujur dalam hatiku sangat perih menerima keputusanmu. Tapi sebagai seorang yang faham agama, tentu ini menjadi ukuran kau menuruti hawa nafsumu atau tidak. Aku sadar kondisi yang kita alami selama ini hanya mendatangkan ketaknyamanan dalam hati dan ibadah kita karena semua ini adalah dosa.

Dengan kekuatan hatiku yang tak seberapa ini, aku ikhlaskan semua telah berakhir antara kita, mulai hari ini dan selanjutnya. Semoga Allah mengampuni kekhilafanku selama ini…Amiiinnn

Regard
Fathya


****
Untuk seorang sahabat,..
Kata merpati,..tak selamanya selingkuh itu indah

Jakarta, 30 April 2010

Aida Maslamah
www.warnawarnisisihati.blogspot.com
www.scribd.com/aida_affandi

1 komentar:

  1. tulisannya kyk jalan tol..panjang banget...scrollbar..ampe macet.....nympan dulu ya..aidakv..he2

    BalasHapus